Mengenal Lebih Dekat Sekjen IIP Bogor

Ditulis Oleh Rizki Fitriana Fajrin





Selamat mengawali hari…Bagaimana liburannya, mom? Kali ini kita akan mengenal lebih dekat dengan Sekretaris Jenderal IIP Bogor. Siapakah dia?

Dewi Asriyani atau biasa dipangil Teh Dewi dilahirkan di Sukabumi  37 tahun silam. Saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Institut Ibu Profesional Bogor (Sekjen IIP Bogor).
Sekjen dan Mengatur Waktu
Perempuan yang hobi mendesain ini mengatakan bahwa motivasi terbesarnya menjadi sekretaris jendral IIP Bogor berawal dari keinginannya mengasah kembali kebiasaan dulu sebelum menikah. Memang, saat kuliah dulu sering sekali menjadi sekretaris karena dirinya senang berorganisasi dan bertemu dengan orang baru sekalian berjejaring. Beruntungnya, Teh Dewi menjadi sekjen IIP sebagai bentuk aktualisasi diri yang sudah lama terpendam.
Teh Dewi mengakui bahwa dirinya masih belajar soal mengatur waktu antara urusan domestik, anak, serta amanah di IIP. Tipsnya, beliau mengatur jam online dan offline. Kuncinya konsisten dan komunikasikan segala sesuatunya.


Keluar dari Kerjaan demi anak-anak
Sebenarnya suami ingin Teh Dewi tetap ingin bekerja dengan alasan agar ilmu yang didapatkan tidak hilang. Ibu dua anak ini kemudian melanjutkan bekerja menjadi guru di sebuah sekolah menengah pertama Islam di daerah Salabenda. Awalnya, saat berdiskusi dengan suami memiliki bayangan nanti ingin anak-anak bisa sekolah di tempat Teh Dewi mengajar, namun Teh Dewi  memutuskan  keluar dengan  pertimbangan bahwa seorang ibu adalah madrasah  pertama bagi anak-anaknya. Saat ini Teh Dewi lebih banyak waktu untuk membersamai anak, berkegiatan dimana pun dan kapanpun.


Family Project Selalu Membuat Berbinar
Teh Dewi sangat menyadari bahwa sejatinya peran ibu sangat penting untuk anak juga keluarga. Sekretaris Jenderal IIP Bogor ini merasa sangat beruntung dengan mengikuti perkuliahan kelas Bunda Sayang ada banyak ide aktivitas yang bisa dikerjakan bersama keluarga. Hal-hal sederhana yang biasa dilakukan bersama anak yaitu practical life atau keterampilan  hidup, membuang sampah pada tempatnya, berenang hingga memasak bersama. Aktivitas-aktivitas tersebut sengaja rutin dilakukan keluarga dengan tujuan membangun kebiasaan baik. Pengalaman yang tidak pernah akan dilupakan oleh Teh Dewi saat beliau dengan tidak sengaja membuang kertas begitu saja, putri sulungnya lanngsung protes dan mengatakan apa yang dilakukan beliau bisa menyebabkan banjir!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.