Menggendong Itu Menyenangkan

menggendong



Bagi seorang ibu, aktivitas menggendong tidak akan bisa dilepaskan. Apalagi ketika bayi baru saja dilahrikan, tentu saja aktivitas ini menjadi rutinitas khusus yang dijalani oleh ibu baru. Banyaknya mitos-mitos yang berkembang tentang menggendong, cukup membuat para ibu takut-takut dalam menggendong. Apakah boleh menggendong dengan posisi begini? Amankah jika menggendong dengan posisi begitu. Hal ini wajar terjadi. Siapa yang mau bayi kita cedera karena kesalahan kita dalam menggendong.

Banyaknya ketakutan yang terjadi pada ibu tentu saja berpengaruh pada kondisi bayi. Ketakutan ibu justru membuat bayi merasa tidak nyaman dalam gendongannya. Lalu, bagaimana supaya bayi bisa merasa nyaman? Tentu saja ibu juga harus menghilangkan rasa was-was yang ada dalam dirinya. Alih-alih was-was, seorang ibu perlu menyukai aktivitas ini. Bagaiamana caranya? Kali ini kita akan bahas lebih detail bagaimana agar kita menikmati menggendong anak kita.

Posisi Bayi Saat Digendong

Pernahkah kita memperhatikan kaki bayi ketika sedang tidur? Bagaimana posisi natural kaki bayi ketika sedang tidak digendong? Lalu kenapa harus takut ketika bayi baru lahir digending dengan posisi kaki sesuai dengan posisi naturalnya?

posisi menggendong


Menggendong bayi dengan posisi tegak dan posisi lutut bahu lebih tinggi dari pantatnya atau yang lebih dikenal dengan M position. Posisi ini juga dikenal sebagai M shape, squat position, atau frog position. Ini merupakan posisi menggendong yang paling optimal yang mendukung perkembangan tulang belakang dan tulang pinggul bayi.

Apakah posisi ini nanti akan mempengaruhi cara berjalan anak ketika nanti sudah besar? Atau justru membuat alat kelaminnya sakit karena tertekan? Ternyata tidak. Semua kekhawatiran itu hanyalah mitos dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung pernyataan tersebut.

Posisi Bayi di Dalam Gendongan

Ketika menggendong bayi dalam gendongan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. Prinsip ini biasa disebut dengan TICKS. Prinsip ini dibuat agar penggendong dan anak yang digending akan tetap merasa nyaman dan aman.

1.        Tight

Gendongan harus cukup erat sehingga bayi merasa dipeluk oleh penggendong. Posisi ini baik sekali dilakukan karena saat dalam Rahim, bayi selalu dipeluk oleh ibu dan bisa mendengarkan detak jantung ibu. Ketika bayi diposisikan seperti ini, dia akan merasa jauh lebih nyaman seperti sedang dalam Rahim.

2.        In View at All Times

Bayi selalu terlihat oleh penggendong. Artinya, kepala bayi tidak boleh tertutup oleh gendongan. Jadi, penggendong bisa mudah untuk memantau kondisi bayi.

3.        Close Enough to Kiss

Kepala bayi sedekat mungkin dengan dagu penggendong. Dalam posisi ini, bayi harus bosa terkecup dengan mudah.

4.        Keep Chin Off Chest

Untuk bayi kecil, pastikam dagu bayi tidak menempel ke dadanya. Kita perlu memposisikan kepala bayi yang masih belum kuat tertopang oleh lehernya saat menggendong bayi.

5.        Supported Back

Pastikan juga bahwa gendongan dapat menyangga punggung bayi dengan baik.

Jenis Gendongan

Kalau dulu kita hanya mengenal gendongan jarit atau selendang, kini jenis gendongan sudah mulai banyak ragamnya. Meski demikian, kita masih perlu memilih jenis gendongan seperti apa yang aman dan nyaman untuk penggendong maupun bayi. Ini bukan hanya sekedar memilih bahan gendongan, tapi juga bagaimana cara penggunaannya. 

Berikut ini adalah beberapa jenis gendongan yang bisa dipilih beserta contoh penggunaannya yang benar.


Jenis gendongan
sumber : instagram.com/jabodetabek_menggendong


Bau Tangan Jika Cepat-cepat Digendong, Mitos atau Fakta?

“Jangan cepat-cepat digendong kalau bayi menangis, nanti bau tangan.”

Kita sering sekali mendengar istilah ini. Tapi benarkah anak bisa jadi bau tangan ketika kita terlalu cepat menggendong ketika dia menangis? Ternyata, ini semua hanyalah mitos.

Riset telah membuktikan bahwa disentuh dan digending dapat memberikan efek positif terhadap perkembangan fisiologis dan emosional bayi. Setelah 9 bulan berada di dalam Rahim, kesadaran bayi bahwa dirinya adalah entitas yang “terpisah” dari ibunya baru akan berkembang secara perlahan dan bertahap sesuai pertumbuhan bayi. Menggendong juga merupakan mekanisme pertahanan alami agar bayi dan ibu atau pengashnya dapat selalj bersama. Melalui menggendong bayi, orang tua dapat menumbuhkan kepekaan terhadap kebutuhan bayi. Missal, isyarat lapar.


*
Materi ini disampaikan oleh Astri Viona dalam program Senin Ceria

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.